Jakarta, Investor Daily – Pendapatan usaha PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) 2008 yang telah diaudit mencapai Rp12,15 triliun, atau naik 45% dibandingkan 2007 sebesar Rp8,36 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan usaha perseroan itu telah melampaui pertumbuhan pendapatan industri,” jelas Presiden Direktur Excelcomindo Pratama (XL) Hasnul Suhaimi dalam siaran pers yang diterima Investor Daily di Jakarta, Senin (23/2).
Menurut dia, pertumbuhan pendapatan XL tahun lalu ditopang oleh kenaikan jumlah pelanggan sebesar 68% menjadi 26 juta pelanggan. Di samping itu, melonjaknya jumlah outgoing minutes sebesar 705% menjadi 54,9 miliar menit juga mendongkrak pendapatan perseroan. Operator seluler terbesar ketiga di Tahah Air itu juga meraih sekitar 5% tambahan pangsa pasar.
Namun, XL terpaksa menanggung kerugian sebesar Rp15,1 miliar pada 2008. Kerugian itu disebabkan rugi kurs, biaya provisi, dan incidental charges. Selain itu, tingginya beban bunga akibat kenaikan pinjaman jumlah penggerus laba perseroan hingga negatif. Berdasarkan laporan keuangan XL 2008, beban bunga perseroan mencapai Rp1,12 triliun, atau naik sekitar 61% dibandingkan 2007 sebesar Rp694,38 miliar.
“Kalau tanpa pengaruh kurs dan incidental charges, maka normalized net income XL adalah sebesar Rp 348 miliar,” kata Hasnul.
Dia mengakui, perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kurang menguntungkan perseroan pada akhir tahun lalu. Namun, kata dia, perusahaan sebenarnya menunjukan pertumbuhan yang pesat. Hal tersebut tampak pada kenaikan jumlah pelanggan dan pertumbuhan pendapatan usaha.
Sepanjang 2008 XL berhasil menambah 5.572 BTS (base tranceiver station) baru, sehingga total BTS hingga akhir tahun lalu mencapai 16.729 unit. Total belanja modal (capital expenditure/capex) yang digunakan sebesar US$1,2 miliar.
Menurut Hasnul, XL telah menyelesaikan program perluasan jangkauan yang mencapai 90% dari populasi nasional. Karena itu, capex 2009 tidak akan sebesar 2008. Tahun ini, investasi XL akan lebih spesifik dan selektif untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Total dana yang dialokasikan sekitar US$600-700 juta.
XL tengah mengkaji penawaran umum terbatas (rights issue) sekitar 10-15% saham pada semester II-2009. Dana tersebut kemungkinan besar untuk membantu pendanaan capex. Perseroan telah menunjuk JP Morgan, Merrill Lynch, dan PT Mandiri Sekuritas untuk membantu pelaksanaan penerbitan saham baru itu.
Saat ini, XL tengah berdiskusi dengan pemegang saham pengendali, yaitu TM International Bhd melalui anak usahanya, Indocel Holding Sdn Bhd, terkait kesiapan menjadi pembeli siaga rights issue perseroan.
TM International Bhd melalui Indocel Holding kini menguasai 83,8% saham XL. Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) memiliki 16% saham, sedangkan publik 0,2%.
Sementara itu, mengenai penjualan 7 ribu menara BTS, Hasnul menegaskan bahwa pihaknya telah menutup negosiasi dengan beberapa calon pembeli.
“Kondisi pasar kredit saat ini tidak memungkinkan bagi calon pembeli untuk memperoleh pendanaan,” jelas dia.
Sebelumnya, perseroan menargetkan perolehan dana segar dari penjualan menara sekitar US$600-800 juta. Recapital dan Saratoga disebut-sebut sebagai salah satu calon pembeli. (jau)
0 komentar:
Posting Komentar