Investor disarankan Kolesi Saham Energi & Perkebunan
Rakyat Merdeka, Di tengah anjloknya kepercayaan terhadap pasar modal, PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) akan melakukan right issue antara 10-15 persen. Telecom Malaysia akan mengurangi kepemilikan sahamnya.
Rakyat Merdeka, Di tengah anjloknya kepercayaan terhadap pasar modal, PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) akan melakukan right issue antara 10-15 persen. Telecom Malaysia akan mengurangi kepemilikan sahamnya.
Direktur Utama PT Excelcomindo Pratama Tbk Hasnul Suhaimi menyatakan, proses penerbitan saham kembali atau right issue semula akan dilakukan tahun 2008. Namun, tertunda akibat krisis ekonomi global.
“Memang sebelumnya Telecom Malaysia mau menjual sahamnya, namun tertunda karena kondisi ekonomi belum kondusif. Karena itu, XL berencana mengeluarkan right issue, mungkin sekitar kuartal dua tahun 2009,” katanya di sela persemian Grha XL Bangka Belitung., Pangkalpinang, baru-baru ini.
Dikatakan, Telecom Malaysia akan mengurangi kepemilikan sahamnya di XL. Seperti diketahui, saat ini Telecom Malaysia menguasai 83,8 persen sahamnya dioperator seluler tersebut. Sementara pemegang saham lain seperti Emirates Telecommunication Corporation (Etisalat) menguasai 16 persen dan publik 0,2 persen.
Hasnul juga menjelaskan, Telecom Malaysia berencana menawarkan sahamnya sebesar 10-15 persen ke Etisalat. Namun, hingga kini belum diketahui apakah Etisalat bersedia mengambil sebagian saham, sisanya akan dilepas ke publik atau sebaliknya.
“Telecom Malaysia akan melepas sahamnya dalam dua tahap. Tahap pertama ke sesama pemegang saham, selanjutnya ke publik,” kata bekas Dirut Telkomsel itu seraya menambahkan, untuk penentuan harga right issue, pihaknya akan melibatkan JP Morgan.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin masih tertekan menunggu kepastian stimulus fiskal AS.
Analis dari Optima Securities Arif Budiman mengatakan, IHSG kemarin masih kurang bertenaga karena pelaku pasar mengambil sikap wait and see, mencermati pengesahan stimulus ekonomi AS.
Menurutnya, pengumuman stimulus fiskal AS senilai 800 miliar dolar AS itu diyakini memberi sentimen positif di bursa. Hal ini sudah terlihat dari membaiknya pergerakan bursa AS akhir pekan lalu. Di tengah kondisi seperti ini, Arif pun merekomendasikan saham energi, dengan pilihan adalah saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS).
Sementara analis AAA Securities Helmy Therik mengatakan, keluarnya dana dari US Treasury akan memicu kenaikan harga saham dan komoditas. Investor pun disarankan untuk mengantisipasi rebound-nya harga komoditas, terutama saham logam, energi dan perkebunan. “Saya sarankan adalah AALI (PT Astra Agro Lestari) dan UNSP (PT London Sumatera),” ujarnya. *DIN
0 komentar:
Posting Komentar