06 Maret 2009 AKSI KORPORASI EXCL

EXCL Mulai Mengurangi Utang Valas


Jakarta, Kontan – Kantong PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) bakal banyak tersedot untuk membayar utang tahun ini. Maklum saja, utang EXCL yang jatuh tempo tahun ini lumayan besar, baik utang dalam rupiah maupun dalam dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Keuangan Excelcomindo Jhonson Chan bilang, total utang dalam dolar yang jatuh tempo tahun ini mencapai US$ 82 juta. Perinciannya, US$16 juta sudah jatuh tempo Januari 2009 lalu. “Kami sudah membayar utang tersebut,” ujarnya ke KONTAN, kemarin (5/3). Sisa senilai US$ 66 juta akan jatuh tempo pada Juli 2009.

Adapun utang EXCL dalam rupiah dan jatuh tempo tahun ini mencapai Rp400 miliar. Masa jatuh tempo utang tersebut pada Desember 2009.

EXCL akan melakukan refinancing untuk utang rupiah yang akan jatuh tempo tersebut. Caranya, perusahaan telepon seluler ini akan melunasi utang jatuh tempo dengan duit pinjaman dari bank.

EXCL akan meminta restu kepada pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 16 Maret 2009 perihal rencananya berutang ke bank. “Kami akan memilih pinjaman dalam rupiah saja,” ujar Jhonson.

Agaknya, EXCL tidak ingin pengalaman buruk tahun lalu terulang lagi. Pada tahun 2008, perusahaan halo-halo ini merugi Rp15 miliar karena gejolak kurs mendongkrak utangnya.

Jhonson bilang, EXCL akan mencari pinjaman baru kepada beberapa bank yang sebelumnya sudah memberikan utang ke EXCL. “Kami mencari pinjaman dengan bunga yang lebih rendah dengan jatuh tempo yang lebih panjang,” ujarnya.

Direktur Utama EXCL Hasnul Suhaimi menambahkan, total utang EXCL dalam dolar saat ini memang cukup besar. Dalam hitungannya, total utang dolar EXCL dari bank maupun obligasi mencapai sekitar US$860 juta (sekitar Rp 10 triliun). Beberapa bank yang memberikan kredit dolar kepada EXCL adalah Standard Chartered Bank, JP Morgan dan ANZ Bank.

Sedangkan pinjaman EXCL dalam rupiah, kata Hasnul, mencapai Rp 9 triliun. Pinjaman tersebut berasal dari dua bank, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). *Rizki Caturini

0 komentar: