EXCL Mungkin Akan Memilih Right Issue
Jika rights issue yang menjadi pilihan, EXCL mungkin akan menerbitkan saham baru senilai antara US$300 juta – US$600 juta. “Peluang terbesar memang rights issue, namun kepastiannya Juni nanti," kata Yusof Annuar Yaacob, Direktur Keuangan Axiata Group Berhad seperti dikutip Bloomberg, pekan lalu.
Sekadar catatan, Axiata merupakan pemegang saham mayoritas EXCL. Perusahaan ini menguasai 83,8% saham EXCL melalui anak usahanya yang bernama Indocel Holding Sdn Bhd. Selain itu, masih ada pemegang saham lainya seperti Etisalat yang menguasai 15,97% saham melalui Emirates Telecommunication Corporation International Indonesia. Adapun investor publik hanya menguasai sekitar 0,23%.
Direktur Utama Excelcomindo Pratama Hasnul Suhaimi menjelaskan, keputusan penentuan sumber pendanaan bagi EXCL berada di tangan pemegang saham. Namun, ia membenarkan bahwa penerbitan saham baru menjadi salah satu pilihannya. “Selain rights issue, bisa juga berupa penerbitan convertible bonds (obligasi tukar),” tutur Hasnul kepada KONTAN, pekan lalu.
Hasnul juga menandaskan bahwa keputusan penentuan sumber pendanaan bagi EXCL dan target perolehan dana tersebut akan keluar bulan depan. “Kami berharap rencana pendanaan ini bisa secepatnya terealisasi,” tuturnya.
Tahun ini, Excelcomindo membutuhkan banyak duit, antara lain untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang berjumlah sekitar US$ 300 juta. Excelcomindo juga membutuhkan dana bagi pembayaran utang yang jatuh tempo. “Utang dengan bunga tinggi akan kami restrukturisasi dan untuk itu kami memerlukan dana,” jelas Hasnul.
Namun, Hasnul tidak merinci kebutuhan dana untuk membayar utang lama yang berbunga tinggi tersebut. Yang jelas, total jumlah utang EXCL mencapai Rp19,9 triliun. Tahun ini, utang jatuh tempo perusahaan telepon ini mencapai sekitar Rp400 miliar plus US$ 81 juta. *Yuwono Triatmodjo
0 komentar:
Posting Komentar