Oleh Encep Saepudin
Jakarta, Investor Daily (25/5/2009) – Proyek pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur (Palapa Ring) terancam ditunda hingga tahun depan. PT Excelcomindo Pratama (EP) kemungkinan mundur, dan pemerintah kembali menggulirkan ide ICT Fund.
Jakarta, Investor Daily (25/5/2009) – Proyek pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur (Palapa Ring) terancam ditunda hingga tahun depan. PT Excelcomindo Pratama (EP) kemungkinan mundur, dan pemerintah kembali menggulirkan ide ICT Fund.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S. Dewa Broto mengatakan, bergulirnya kembali ide pembentukan Information and Communication Technology (ICT) Fund itu tak lepas dari rencana PT EP mundur dari keanggotaan Palapa Ring. ICT Fund itu harus terlebih dulu mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan dan DPR RI.
“Jika ICT Fund berasal di antaranya dari sanksi denda, itu harus menunggu tahun depan, karena sanksi denda baru efektif 16 Januari 2010,” kata Gatot di Jakarta, Jumat (22/5).
Bila PT EP jadi mundur, anggota konsorsium Palapa Ring tinggal tiga, yakni PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk. Jumlah dana yang dikumpulkan konsorsium Palapa Ring otomatis berkurang dari sebelumnya US$180 juta menjadi US$150 juta.
Sementara itu, kebutuhan dana untuk pembangunan jaringan kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer dari Nusa Tenggara Timur, Papua dan Maluku itu diperkirakan menghabiskan dana sekitar US$ 700 juta. Angka ini, menurut Tonda Priyanto, utusan Telkom dalam konsorsium Palapa Ring, sebagai akibat dari fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pemerintah, kata Gatot, memaklumi keterbatasan dana itu sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan seretnya pendapatan operator telekomunikasi yang menjadi anggota konsorsium. Ide ICT Fund itu merupakan dukungan pemerintah, tapi hal itu tidak bisa lengsung disalurkan, mengingat harus dibicarakan dengan Departemen Keuangan dan DPR RI.
Pemerintah, lanjut Gatot, tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek tulang punggung jaringan telekomunikasi di Indonesia Timur itu. Keputusan operator XL mundur dari keanggotaan Palapa Ring tidak menyrutkan komitmen pemerintah.
“Akibat mundurnya XL, kami akan evaluasi kembali skema pembiayaan Palapa Ring. Meski demikian, pemerintah tetap komitmen, proyek ini harus jalan terus, kata dia.
Tanda-tanda operator XL bakal mundur dari Palapa Ring sudah terlihat ketika Presiden Direktur PT EP Hasnul Suhaimi tidak tegas lagi saat ditanya tentang keikutsertaan PT EP dalam konsorsium Palapa Ring. “Posisi kami seperti BPPT. Itu lho, badan pengkajian. Kami memang sedang kaji ulang,” kata Hasnul.
Sumber Investor Daily mengatakan, pengerjaan proyek itu makin berat, karena anggota konsorsium lainnya juga sedang kesulitan akibat krisis finansial akhir-akhir ini. “Saya kira, kami harus menata ulang proyeknya. Tadinya, kami sudah punya bentuknya. Tapi, mau bagaimana lagi, karena kondisi keuangan operator juga lagi susah payah,” kata dia.
Untuk itu, lanjut Gatot, evaluasi dan penataan ulang itu perlu dilakukan untuk mencari solusi terbaik. Pemerintah mengundang tiga operator yang tersisa, yaitu Telkom, Indosat, serta Bakrie Telecom untuk melakukannya.
Sementara itu, Tonda Priyanto menerangkan, berapa pun biaya yang tersedia, proyek Palapa Ring tetap bisa dilanjutkan. Dengan dana sekitar US$125 juta, jaringan kabel serat optik tetap bisa dibentangkan dari Manado, Ternate, Sorong, Ambon, Kendari, hingga Makassar.
“Tapi, pajaknya siaya yang menanggung. Tapi, begini saja. Posisi saya bukan yang membicarakan biaya. Saya orang lapangan yang akan membangunnya dengan berapa pun jumlah dana yang tersedia,” kata Tonda.
Menurut Tonda, bila operator XL benar-benar mundur, anggota konsorsium Palapa Ring harus menata ulang proyek itu. Namun, penataan ulang itu tidak harus menunda waktu pengerjaannya. Proyek itu bisa tetap bisa dikerjakan dari sekarang dan diharapkan selesai 2011.
Toh, kata dia, masyarakat butuh waktu dua tahun untuk bisa menikmati jaringan kabel serat optik itu.
0 komentar:
Posting Komentar