09 Juni 2009 Excelcomindo percepat pelunasan utang

Oleh Sylviana Pravita R.K.N
Bisnis Indonesia

Jakarta: PT Excelcomindo Pratama Tbk mempercepat pelunasan utang perseroan senilai US$50 juta ke Royal Bank of Scotland (RBS) yang jatuh tempo pada Juli 2009 dengan dana kas internal dan pinjaman dari Exportkreditnamnden (EKN).

“Kami telah membayar utang ke ABN dan AMRO [kini di bawah RBS] dengan menggunakan kas internal dan dana dari EKN,” ujar Direktur Utama Excelcomindo Hasnul Suhaimi, kepada Bisnis, kemarin.

Perseroan meraih pinjaman dari fasilitas pinjaman EKN senilai US$428 juta. Tahap pertama, perseroan meraih US$214 juta pada Desember 2008. Sisanya, dikucurkan pada Maret 2009. ABN AMRO Bank NV (RBS) dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai arranger untuk pinjaman ini.

Dengan pelunasan itu, perseroan memproyeksikan total beban bunga pinjaman perseroan pada tahun ini berkisar Rp1,5 triliun, meski Excelcomindo tidak menambah pinjaman baru, kecuali untuk refinancing.

“Kami proyeksikan beban bunga pinjaman tahun ini maksimal Rp1,5 triliun, karena adanya selisih kurs dan pinjaman baru yang kami peroleh pada November-Desember 2008,” ujar Senior Vice President Corporate Finance Excelcomindo Johnson Chan.

Dia menuturkan total posisi pinjaman Excelcomindo pada 2009 akan tetap sama seperti pada akhir 2008, yaitu Rp 18 triliun.

Namun, beban bunga pinjaman Excelcomindo tahun ini diproyeksikan naik menjadi Rp1,5 triliun.

Pada akhir 2008 bunga pinjaman Excelcomindo membengkak 61,62% jari Rp1,12 triliun dibandingkan dengan akhir 2007 senilai Rp694,38 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Excelcominfo 2008, akibat lonjakan beban bunga pinjaman tersebut, laba usaha operator seluler itu tergerus hingga membukukan rugi bersih Rp15,11 miliar.

Hasnul mengatakan pengeluaran Excelcomindo akan lebih selektif, karena ekspansi cakupan layanan dan peningkatan kapasitas telah rampung.

Belanja modal perseroan pada tahun ini mencapai US$600 juta - US$700 juta. Guna memenuhi belanja modal tahun ini, XL juga menggunakan dana pinjaman dari EKN tersebut.

Pada perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode EXCL ini ditutup stagnan pada level Rp1.300 dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

XL, besar pasak daripada tiang.. akan default dalam waktu dekat ini akibat strategy ahrga murah, nilai pinajamn dibanding asset lebih besar sehingga tidak ada yang bisa dijual dari asset yang ada. Banyak proyek KKn diinternal yang menggerus nilai kas flow perusahaan. Pemutusan hubungan kerja tinggal menuggu waktu saja. Indosat yang konservatif jauh lebih baik...