16 Juli 2009 XL konversi utang US$800 juta

Pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi tekan kinerja

Oleh Sylviana Pravita R.K.N
Bisnis Indonesia

Jakarta: PT Excelcomindo Pratama Duta Tbk mengkaji konversi utang perseroan yang berdenominasi dolar senilai US$800 juta kedalam rupiah guna mengurangi risiko rugi kurs.

Senior Vice President Corporate Finance Excelcomindo Johnson Chan mengatakan perseroan mengkaji dua opsi untuk konversi tersebut, yaitu lindung nilai (hedging) atau mencari pinjaman utang berdenominasi rupiah guna mengonversi utang dolar itu.

“Meski demikian, tampaknya kami akan memilih mencari pinjaman utang berdenominasi rupiah guna konversi utang itu. Hedging lebih mahal daripada utang rupiah,” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Dia menuturkan perseroan mengkaji untuk melaksanakan konversi utang itu secara bertahap mulai tahun ini.

Namun, Jhonson mengatakan rencana pencarian dana hingga US$800 juta tersebut perlu mendapat restu dari pemegang saham Excelcomindo. “Kami akan mengadakan rapat umum pemegang saham dulu guna merealisasikan kajian konversi utang itu,” katanya.

Excelcomidno membukukan rugi Rp306,06 miliar pada triwulan I/2009 dari laba bersih Rp319,91 miliar yang dibukukan pada triwulan I/2008.

Laba operasi perseroan juga merosot menjadi Rp225,27 miliar pada triwulan I/2009 dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp496,44 miliar.

Depresiasi meningkat menjadi Rp878,25 miliar pada triwulan I/2009 dari Rp626,67 miliar pada periode yang sama pada tahun lalu. Rugi kurs mata uang asing yang menggerus laba bersih juga dibukukan Excelcomindo pada 3 bulan pertama tahun ini sebesar Rp643,49 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Excelcomindo per 31 Desember 2008 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan disebutkan akibat lonjakan beban bunga pinjaman tersebut, laba usaha operator seluler itu tergerus hingga membukukan rugi bersih Rp15,11 miliar.

Terkait dengan tingginya tingkat utang perseroan, Excelcomindo memproyeksikan total beban bunga pinjaman perseroan pada tahun ini berkisar Rp1,5 triliun dari total pinjaman keseluruhan sebesar Rp18 triliun atau sama dengan posisi 2008.

“Kami proyeksikan beban bunga pinjaman tahun ini maksimal Rp1,5 triliun, karena adanya selisih kurs dan pinjaman baru yang kami peroleh baru pada November-Desember 2008,” ujarnya.

Pada akhir 2008, beban bunga pinjaman Excelcomindo membengkak 61,62% menjadi Rp1,12 triliun dibandingkan dengan akhir 2007 senilai Rp694,38 miliar.

Direktur Utama Excelcomindo Hasnul Suhaimi mengatakan pengeluaran Excelcomindo lebih selektif karena ekspansi coverage dan peningkatan kapasitas telah rampung. Belanja modal perseroan pada tahun ini diperkirakan mencapai US$600 juta.

Tekanan nilai tukar
Analis PT BNI Securities Akhmad Nurcahyadi melalui risetnya per 14 Juli menyebutkan pelemahan rupiah menyebabkan Excelcomindo membukukan kerugian pada tahun ini terkait dengan tingginya belanja modal dan rugi kurs.

“Kami meyakini selama konversi utang dari dolar menjadi rupiah belum dilaksanakan, potensi anjloknya kinerja Excelcomindo akan terus berlanjut,” ujar Akhmad.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode EXCL ini menguat 5,79% menjadi Rp1.280 dibandingkan dengan penutupan perdagangan 14 Juli, yaitu Rp1.210. Mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp9,07 triliun.

Excelcomindo saat ini telah mengantongi komitmen PT Bank Negara Indonesia Tbk menyediakan dana Rp1,5 triliun. BNI menjajaki sindikasi beberapa bank pembangunan daerah yang akan tuntas pada bulan ini. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

0 komentar: