17 November 2009 Axiata siap dana Rp2,84 triliun

Rencana emisi surat utang konversi Excelcomindo batal

Oleh Arif Gunawan S.
Bisnis Indonesia

Jakarta: Axiata Group Berhad menyiapkan dana Rp2,84 triliun untuk menyerap saham baru PT Excelcomindo Pratama Tbk, yang berpotensi memperbesar kepemilikan sahamnya di emiten telekomunikasi terbesar nasional ketiga itu.

Axiata melalui Indocell Holding Sdn Bhd memiliki 83,3% saham Excelcomindo, disusul Etisalat dengan porsi kepemilikan sebesar 16%, dan publik hanya memiliki 0,2% sisanya.

Komisaris Utama Excelcomindo Dato Tansir mengatakan dalam penerbitan saham baru (rights issue) Excelcomindo, Axiata bertindak sebagai pembeli siaga sehingga akan menyerap saham yang tidak dieksekusi pemegang saham lain.

“Axiata bertindak sebagai standby buyer untuk membeli saham yang tidak diserap dalam rights issue ini,” tuturnya, seusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kemarin.

Direktur Utama Excelcomindo Hasnul Suhaimi menjelaskan dana hasil penawaran umum terbatas dalam rangka hak memesan efek terlebih dahuluh (HMETD) itu dinilainya mencapai Rp2,84 triliun. Rasionya sebesar 5:1, sehingga pemegang lima saham lama Ecxelcomindo berhak membeli satu saham baru.

“Porsi penyerapan rights issue sesuai dengan porsi kepemilikan para pemegang saham. Axiata sebagai pembeli siaga akan mengambil semua saham jika Etisalat dan publik tidak menyerapnya.”

Dengan tambahan 1,42 miliar saham baru senilai Rp.2000 per saham, lanjutnya, jumlah saham Excelcomindo yang tercatat menjadi 8,5 miliar saham. Axiata sebagai pembeli siaga setidaknya harus menyiapkan dana setara dengan nilai rights issue tersebut yakni Rp2,84 triliun.

Dana hasil rights issue itu dialokasikan untuk membayar utang ke DBS Bank Ltd, Export Development Canada, dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Demikian juga utang Chinatrust Commercial Bank, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Mizuho Indonesia, Export Kredit Namnden (EKN), dan Swedish Export Credit Corporation.

Hasnul mengatakan pembayaran itu akan menurunkan utang perseroan menjadi sekitar US$1,5 miliar atau sekitar Rp15 triliun, dari posisi sebelumnya US$1,9 miliar.

“Sisanya dilunasi bertahap sesuai dengan jadwal jatuh tempo utang. Kas internal juga bisa digunakan untuk membayar utang, karena posisi arus kas kami sejak Agustus sudah positif.”

Ubah nama
Hasnul menambahkan seiring dengan makin kuatnya konsolidasi dengan Axiata, Excelcomindo mengubah namanya menjadi PT XL Axiata Tbk, dengan target menembus pasar luar negeri di sembilan operator lain di Asia.

“RUPSLB telah menyetujui perubahan nama perseroan menjadi PT XL Axiata Tbk. Nama tersebut akan efektif setelah memperoleh persetujuan dari menteri hukum dan hak asasi manuasia serta tidak akan mengubah merek XL,” ujarnya.

Pihaknya tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 11%-12% dibandingkan dengan posisi akhir 2008. Pada 2010, perseroan menargetkan pertumbuhan di atas rerata industri sebesar 9%-10%. (arif.gunawan@bisnis.co.id)

0 komentar: